The
Octopus
Pada suatu hari Octo sedang berjalan
mengelilingi desanya yang bernama GURI LAND, Octo adalah seorang anak gurita
yang bertubuh gemuk dan menyeramkan ia juga memiliki sifat nakal yang
berkepanjangan karena ia jarang berada dirumah untuk bermain hingga larut
malam. Menjelang sore ia melewati sekelompok anak yang sedang bermain Ball Gur
(sejenis sepakbola) dan berniat untuk ikut bergabung.
“Hey..
aku ikut bermain ya? Jika kalian bisa mengalahkanku, akan aku berikan apapun
yang kalian mau.” Ajak Octo dengan sombongnya.
“tidak,
kami tidak mau bermain dengan orang yang angkuh sepertimu! Kami hanya ingin
bermain dengan menghasilkan pertemanan bukan perpecahan apalagi tujuannya hadiah.”
Jawab salah satu dari anak yang sedang bermain.
“ah.,
ternyata aku salah memberikan tantangan kepada kalian, kalian hanya sekumpulan
orang yang tidak memiliki keberanian untuk bermain.” Ejek Octo kepada
sekumpulan anak yang sedang bermain itu.
“kami
tidak takut untuk bermain denganmu, baiklah mari kita bertanding. Tapi jika
kami menang kamu jangan mengganggu kami lagi.” Tegas seorang anak kepada Octo.
“baiklah.”
Sanggup Octo.
Alhasil mereka pun bertanding dengan
sengit, Octo yang bermain untuk menunjukkan keahliannya. Sedangkan anak-anak
lain bermain untuk menunjukkan arti pertemanan dan menyadarkan Octo yang
sombong. Namun sayang hasil akhir berpihak kepada Octo yang membuatnya semakin
jumawa.
“haha.,
kalian kalah. Lihat Octo memang hebat. Tidak ada yang bisa mengalahkanku di
Guri Land ini.” Teriak Octi bangga terhadap dirinya.
Di sisi lain ada seorang anak yang
baru pindah ke Guri Land. Ia bernama Topus anak yang baik dan selalu membantu
kedua orangtuanya bekerja, ia tergolong pandai dalam berolahraga termasuk Ball
Gur yang sangat disukai oleh para anak-anak gurita. Suatu hari Topus
mengelilingi Guri Land untuk mengenali lingkungannya dan mencari anak-anak
sebayanya yang akan menjadi teman barunya nanti. Hingga ia melihat sekelompok
anak yang sedang berkumpul terlihat kelelahan dan memegang sebuah Bogur (Bola).
“hai.,
kalian anak –anak asli Guri Land ya?” sapa dan tanya Topus kepada yang lain.
“iya
betul kami anak-anak Guri Land. Mm., kamu siapa ya? Nampaknya kamu bukan
berasal dari sini? Kami tidak pernah melihatmu sebelumnya?” tanya seorang anak
kepada Topus.
“iya
betul aku baru pindah disini. Kalian suka bermain Ball Gur juga?” tanya Topus.
“iya.,
kami baru saja kalah bertanding dengan Octo.” Jawab salah seorang anak dengan
lesu.
“oh.,
siapa Octo? Apa dia juga berasal dari sini?” heran Topus.
“betul
dia berasal darisini juga namun dia anak yang nakal dan sangat sombong karena
dia sangat jago bermain Ball Gur. Padahal jika kami menang, dia akan memberikan
apapun dan dia tidak boleh mengganggu kami lagi” jawab anak yang lain.
“berarti
jika kalian kalah, dia akan kembali mengganggu kalian?” penasaran Topus kembali
ia tanyakan.
“kapan
saja ia pasti datang kembali mengganggu kami.” Jelas anak yang berkumpul.
“baiklah,
lain kali kita bermain Ball Gur bersama ya. Kebetulan aku ingin belajar dari
kalian.” Ajak Topus kepada yang lain.
“boleh,
kami biasa bermain disini sore hari. O iya kita belum saling berkenalan ya, aku
Volus, dia Mitto dan dia Totto.” Volus memperkenalkan diri dan yang lain.
:”oke.,
baik. Terimakasih. Aku Topus senang berkenalan dengan kalian. O iya ini sudah
hampir malam hari nanti orang tuaku mencariku karena belum pulang. sampai jumpa
besok ya.” Pisah Topus sambil berlari.
Dalam suasana hening yang
menenangkan Topus sedang berada di dalam kamar dan memandang bintang-bintang
berkedip di balik jendelanya. Ia sangat menikmati suasana di Guri Land yang
menyenangkan dan membuatnya bertemu dengan teman barunya. Ia sangat berharap
Volus, Mitto dan Totto akan menjadi teman baiknya.
“Topus,,
sedang apa kamu? Cepat turun makan malam sudah siap.” Ajak ibunya dari ruang
makan.
“baiklah
bu,, aku kesana sekarang.” Jawab Topus.
Dalam suasana makan malam yang
sangat hangat bersama keluarganya. Ayah Topus bertanya.
“bagaimana
nak hari ini? Apakah kamu merasa nyaman tinggal disini?” tanya ayah Topus.
“aku
merasa baik yah tinggal disini. O iya ayah, ibu hari ini aku sudah bertemu
dengan anak-anak di Guri Land mereka adalah Volus, Mitto dan Totto. Mereka
sangat baik bu, yah dan mereka juga senang bermain Ball Gur. Esok rencanya kami
akan bermain bersama, boleh kan ayah? Ibu?” tanya Topus.
“iya
nak, boleh saja. Syukurlah klo kamu sudah menemukan teman baru yang baik. Lain
kali ajak mereka kerumah dan perkenalkan kepada ayah dan ibu.” Jawab ibu Topus
dengan senang karena anaknya mendapat teman yang baik.
“baik
bu, lain kali aku akan mengajak mereka kerumah” jawab Topus dengan senang pula.
Hari demi hari Topus jalani dengan
senang karena ia bermain dengan teman barunya Volus, Mitto dan Totto. Hingga
datang suatu hari saat dimana mereka sedang bermain Ball Gur, datanglah Octo
menghampiri dengan angkuhnya.
“hei.,
kalian apakah kalian sudah siap untuk mengalahkanku hah? Atau kalian sudah
merasakan rasa kapok untuk bermain denganku? Haha” sapa Octo dengan sombongnya.
“hei.,
siapa kamu? Kenapa kamu sombong sekali?’ tanya Topus ke Octo.
“Topus
apa yang kau lakukan? Dia yang bernama Octo. Dia sangat pintar bermain Ball
Gur” bisik Volus.
“jadi
kamu yang bernama Octo ya? Perkenalkan aku Topus kebetulan orang tuaku baru
pindah ke Guri Land ini. Mohon bantuannya ya.” Sapa Topus.
“apa
yang kau lakukan? Aku tak peduli denganmu, lagi pula aku tak mengenalmu.
Apalagi kau baru beberapa hari tinggal disini. Aku sang penguasa Guri Land ini.
Haha., kamu Volus apa dia anggota timmu yang baru? Mari kita bertanding
sekarang.” Ajak Octo lagi.
“kami
tidak takut denganmu Octo, sekarang kami memiliki Topus dia juga sangat mahir
bermain Ball Gur.” Teriak Mitto dengan lantang.
“heh
Mitto apa yang kau lakukan, itu sama saja menerima tantangannya.” Jawab Totto
dengan takut.
“hah.,
aku salah ya. Maaf-maaf. Hehe.,” jawab Mitto dengan malu.
“baguslah
jika kalian sudah siap, tunggu apalagi mari kita bertanding.” Tegas Octo.
Mereka pun bermain Ball Gur dengan
sengit, Octo yang bertubuh besar sangat sulit untuk di lewati dengan
keahliannya bermain Ball Gur. Namun Topus dan teman-temannya bermain dengan
kesenangan dan rasa nyaman.
“Volus.,
Volus., berikan umpan kepadaku, aku bebas.” Teriak Topus dengan posisi bebas.
“baiklah,
terima ini Topus.” Volus yang sambil mengumpan.
“Tidaaaaakkkkkk....!!!!”
teriak Octo yang takut kalah.
Namun bola itu lebih cepat diterima
Topus yang langsung menendangnya hingga masuk kedalam gawang yang terbuat dari
terumbu karang.
“Masuuukkkk....”
teriak Mitto dan Totto sambil berpelukan kegirangan.
“Totto
kita menang, kita menang.” Jelas Mitto.
Dengan kesal Octo yang sudah
kemasukan dan tiudak mau mendapatkan kekalahannya. Ia pun mengajak Topus dkk
bertanding dengan suasana pertandingan yang sengit mereka terlihat seimbang
hingga Octo sempat kesal dan membuka celah bagi peluang Topus.
“Volus,
umpan aku. Aku bebas.” Teriak Topus.
Dengan segera Volus memberikan umpan
jauh kepada Topus.
“tak
akan ku biarkan begitu saja... akan ku hadang kalian dengan kemampuanku
sendiri.” Octo pun teriak sambil mengejar umpan yang tertuju kepada Topus.
Namun sayang kecepatan bola lebih cepat hingga akhirnya Topus melepaskan
tendangan menuju gawang yang terbuat dari terumbu karang itu.
“masuuuukkk....
kami menang., kami menang” teriak Mitto dan Totto kegirangan setelah melihat
Bogur tsb masuk kedalam terumbu karang yang dijaga Octo.
“yuhuuu....
kamu memang hebat Topus.” Salut Volus.
“jangan
senang dulu kalian, pertandingan ini belum selesai ayo coba lagi.” Octo menjadi
berang.
Namun hal itu membuat Octo kehilangan
konsentrasinya hingga dalam pertandingan ia menendang Bogur tanpa arah yang
jelas sampai keluar dari lapangan terumbu karang.
“hei.,
ada apa denganmu Octo? Kau membuat Bogurnya terbang jauh meninggalkan lapangan,
kau harus mengambilnya cepat.” Seru Volus.
“baiklah
baiklah aku akan mengambilnya.” Jawab Octo lemas.
Namun tanpa sadar Octo mendatangi
sarang hiu dibawah laut tsb.
“tunggu
bukankah didalam sana banyak hiu? Cepat kita harus membantu Octo sebelum
terlambat.” Tanya Topus kepada yang lain.
“betul
juga, apakah kita masih sempat?”
Mereka pun bergegas menyusul Octo
yang sudah jauh masuk kedalam laut. Hingga mereka melihat Octo yang sudah
terkepung oleh para hiu.
“octo
tunggu kami, kami akan segera kesana, gunakan tintamu untuk menyerang para hiu
tsb.” Teriak Topus dari kejauhan.
“tolong.,
tolong.,” teriak Octo.
Hingga tinta Octo yang sedikit masih
tak sanggup mengusir para hiu tersebut, sampailah Topus dan teman-temannya juga
langsung ikut menyemburkan tinta mereka dengan pertarungan yang sengit antara
gurita muda dengan hiu yang besar. Hingga salah satu hiu itu terkena matanya
oleh semburan tinta yang membuat perih dan membuat hiu tersebut pergi
meninggalkan Topus dan yang lain.
“kau
tidak apa-apa Octo? Semua sudah aman, tenang saja disini ada kami.” Sambut
Topus.
“kenapa?
Kenapa kalian datang menolongku?” tanya Octo.
“sudahlah
kita ini sesama gurita, kita harus saling tolong-menolong di dunia ini tidak
boleh ada yang saling meninggalkan. Mungkin kamu sangat kuat meski sendiri,
namun jika kita bersama semuanya akan lebih indah dengan pertemanan.” Terang
Topus.
“terima
kasih semuanya. Maukah kalian menjadi temanku untuk sekarang dan selamanya?”
ajak Octo.
“tentu
kami mau. Iya kan Volus, Mitto, Totto?” jawab Topus.
“iya
kami mau.” Serentak menjawab.
“terimakasih
teman-teman. Kalian temanku yang baik untuk selamanya.” Ungkap Octo dengan
tangis.
Alhasil Octo pun kini lebih sering
bermain bersama dengan yang lain, Topus, Volus, Mitto dan Totto kini mendapat
teman baru yang akan bersama.